PENGERTIAN
Baja dikatakan padu jika
kompesisi unsur-unsur paduannya secara khusus, bukan baja karbon biasa yang
terdiri dari unsur silisium dan mangan. Baja paduan semakin banyak digunakan.Unsur
yang paling banyak digunakan untuk baja paduan, yaitu: Cr,Mn, Si, Ni, W, Mo,
Ti, Al, Cu, Nb dan Zr.
Penambahan unsur-unsur lain
dalam baja karbon dapat dilakukan dengan satu atau lebih unsur, tergantung dari
karakteristik atau sifat khusus yang dikehendaki.Baja ini memiliki lebih
kekuatan, kekerasan, kekerasan panas, memakai perlawanan, kemampukerasan, atau
ketangguhan dibandingkan dengan baja karbon.
CARA
PEMBUATAN
1.
Proses dalam Dapur Tinggi
Prinsip dari proses dapur
tinggi adalah prinsip reduksi. Pada proses ini zat karbon monoksida dapat
menyerap zat asam dari ikatan-ikatan besi zat asam pada suhu tinggi. Pada
pembakaran suhu tinggi + 18000 C dengan udara panas, maka dihasilkan suhu yang
dapat menyelenggarakan reduksi tersebut. Agar tidak terjadi pembuntuan karena
proses berlangsung maka diberi batu kapur sebagai bahan tambahan. Bahan
tambahan bersifat asam apabila bijih besinya mempunyai sifat basa dan
sebaliknya bahan tambahan diberikan yang bersifat basa apabila bijih besi
bersifat asam.
Gas yang terbentuk dalam
dapur tinggi selanjutnya dialirkan keluar melalui bagian atas dan ke dalam
pemanas udara.Terak yang menetes ke bawah melindungi besi kasar dari oksida
oleh udara panas yang dimasukkan, terak ini kemudian dipisahkan.
Proses reduksi di dalam
dapur tinggi tersebut berlangsung sebagai berikut:
Zat arang dari kokas
terbakar menurut reaksi :
C + O2 -> CO2
sebagian dari CO2 bersama dengan zat arang
membentuk zat yang berada ditempat yang lebih atas yaitu gas CO.
CO + C -> 2CO
Di bagian atas dapur tinggi
pada suhu 300 sampai 800 C oksid besi yang lebih tinggi diubah menjadi oksid yang lebih rendah oleh reduksi
tidak langsung dengan CO tersebut menurut prinsip :
Pada waktu proses berlangsung muatan turun ke
bawah dan terjadi reduksi tidak langsung menurut prinsip :
FeO + CO -> FeO + CO2
Reduksi ini disebut tidak
langsung karena bukan zat arang murni yang mereduksi melainkan persenyawaan zat
arang dengan oksigen.Sedangkan reduksi langsung terjadi pada bagian yang
terpanas dari dapur, yaitu langsung di atas pipa pengembus. Reduksi ini
berlangsung sebagai berikut:
FeO + C -> Fe + CO
CO yang terbentuk itulah
yang naik ke atas untuk mengadakan reduksi tidak langsung tadi. Setiap 4 sampai
6 jam dapur tinggi dicerat, pertama dikeluarkan teraknya dan baru kemudian
besi. Besi yang keluar dari dapur tinggi disebut besi kasar atau besi mentah
yang digunakan untuk membuat baja pada dapur pengolahan baja atau dituang
menjadi balok-balok tuangan yang dikirimkan pada pabrik-pabrik pembuatan baja
sebagai bahan baku. Besi cair dicerat dan dituang menjadi besi kasar dalam
bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk
pembuatan besi tuang (di dalam dapur kubah) atau masih dalam keadaan cair
dipindahkan pada bagian pembuatan baja (dapur Siemen Martin).
Terak yang keluar dari
dapur tinggi dapat pula dimanfaatkan menjadi bahanpembuatan pasir terak atau
wol terak sebagai bahan isolasi atau sebagai bahan campuran semen. Besi cair
yang dihasilkan dari proses dapur tinggi sebelum dituang menjadi balok besi
kasar sebagai bahan ancuran di pabrik penuangan, perlu dicampur dahulu di dalam
bak pencampur agar kualitas dan susunannya seragam. Dalam bak pencampur
dikumpulkan besi kasar cair dari bermacam-macam dapur tinggi yang ada untuk
mendapatkan besi kasar cair yang sama dan merata. Untuk menghasilkan besi kasar
yang sedikit mengandung belerang di dalam bak pencampur tersebut dipanaskan
lagi menggunakan gas dapur tinggi.
Proses peleburan baja dengan menggunakan bahan baku berupa besi
kasar (pig iron) atau berupa besi spons (sponge iron). Disamping itu bahan baku
lainnya yang biasanya digunakan adalah skrap baja dan bahan-bahan penambah
seperti ingot ferosilikon, feromangan dan batu kapur. Proses peleburan dapat
dilakukan pada tungku BOF (Basic Oxygen Furnace) atau pada tungku busur listrik
(Electric Arc Furnace atau disingkat EAF). Tanpa memperhatikan tungku atau
proses yang diterapkan, proses peleburan baja pada umumnya mempunyai tiga
tujuan utama, yaitu :
- mengurangi sebanyak mungkin bahan-bahan impuritas
- mengatur kadar karbon agar sesuai dengan tingkat grade/spesifikasi bajayang diinginkan.
- menambah elemen-elemen pemadu yang diinginkan.
3.
Proses Peleburan Baja Dengan BOF
Proses ini termasuk proses
yang paling baru dalm industri pembuatan baja. Gambar sketsa dari tungku ini
ditunjukkan dalam gambar 7. Terlihat bahwa dalam gambar tersebut bahwa
konstruksi BOF relatif sederhana, bagian luarnya dibuat dari pelat baja
sedangkan dinding bagian dalamnya dibuat dari bata tahan api (firebrick).
Kapasitas BOF ini biasanya bervariasi antara 35 ton sampai dengan 200 ton.
Bahan-bahan utama yang
digunakan dalam proses peleburan dengan BOF adalah : besi kasar cair (65-85%),
skrap baja (15-35%), batu kapur dan gas oksigen (kemurnian 99,5%). Keunggulan
proses BOFdibandingkan proses pembuatan baja lainnya adalah dari segi waktu
peleburannya yang relatif singkat yaitu hanya berkisar sekitar 60 menit untuk
setiap proses peleburan.
Tingkat efisiensi yang
demikian tinggi dari BOF ini disebabkan oleh pemakaian gas oksigen dengan
kemurnian yang tinggi sebagai gas oksidator utama untuk memurnikan baja.Gas
oksigen dialirkan ke dalam tungku melalui pipa pengalir (oxygen lance) dan
bereaksi dengan cairan logam di dalam tungku. Gas oksigen akan mengikat karbon
dari besi kasar berangsur-angsur
turun sampai mencapai tingkat baja yang
dibuat. Disamping itu, selama proses oksidasi berlangsung terjadi panas yang
tinggi sehingga dapat menaikkan temperatur logam cair sampai diatas 1650 C.
Pada saat oksidasi berlangsung, ke dalam tungku ditambahkan batu kapur. Batu
kapur tersebut kemudian mencair dan bercampur dengan bahan- bahan impuritas
(termasuk bahan-bahan yang teroksidasi) membentuk terak yang terapung diatas
baja cair.
Bila proses oksidasi
selesai maka aliran oksigen dihentikan dan pipa pengalir oksigen
diangkat/dikeluarkan dari tungku. Tungku BOF kemudian dimiringkan dan benda uji
dari baja cair diambil untuk dilakukan analisa komposisi kimia.
Bila
komposisi kimia telah tercapai maka dilakukan penuangan (tapping).Penuangan
tersebut dilakukan ketika temperatur baja cair sekitar 1600 oC. Penuangan
dilakukan dengan memiringkan perlahan- lahan sehingga cairan baja akan tertuang
masuk kedalam ladel. Di dalam ladel biasanya dilakukan skimming untuk
membersihkan terak dari permukaan baja cair dan proses perlakuan logam cair
(metal treatment). Metal treatment tersebut terdiri dari proses pengurangan
impuritas dan penambahan elemen-elemen pemadu atau lainnya dengan maksud untuk
memperbaiki kualitas baja cair sebelum dituang ke dalam cetakan.
4. Proses
Peleburan Baja Dengan EAF
Proses peleburan dalam EAF
ini menggunakan energi listrik. Konstruksi tungku ini ditunjukkan dalam gambar
8.Panas dihasilkan dari busur listrik yang terjadi pada ujung bawah dari
elektroda.Energi panas yang terjadi sangat tergantung pada jarak antara
elektroda dengan muatan logam di dalam tungku.Bahan elektroda biasanya dibuat dari
karbon atau grafit. Kapasitas tungku EAF ini dapat berkisar antara 2 - 200 ton
dengan waktu peleburannya berkisar antara 3 - 6 jam.
Bahan baku yang dilebur
biasanya berupa besi spons (sponge iron) yang dicampur dengan skrap baja.
Penggunaan besi spons dimaksudkan untuk menghasilkan kualitas baja yang lebih
baik. Tetapi dalam banyak hal (terutama untuk pertimbangan biaya) bahan baku
yang dilebur seluruhnya berupa skrap baja, karena skrap baja lebih murah
dibandingkan dengan besi spons. Disamping bahan baku diatas, seperti halnya
pada proses BOF, bahan-bahan lainnya yang ditambahkan pada EAF adalah batu
kapur, ferosilikon, feromangan, dan lain-lain dengan maksud yang sama pula.
Proses basa dan asam dapat diterapkan dalam EAF. Untuk pembuatan baja berupa produk
cor maka biasanya digunakan proses asam, sedangkan untuk pembuatan baja spesial
biasanya digunakan proses basa.
Peleburan baja dengan EAF
ini dapat menghasilkan kualitas baja yang lebih baik karena tidak terjadi
kontaminasi oleh bahan bakar atau gas yang digunakan untuk proses pemanasannya.
KLASIFIKASI
BAJA PADUAN
1. Berdasarkan
persentase paduannya
a.
Baja paduan rendah
Bila jumlah unsur tambahan selain karbon lebih kecil dari
8% (menurut Degarmo.Sumber lain,
misalnya Smith dan Hashemi menyebutkan 4%), misalnya : suatu baja terdiri atas
1,35%C; 0,35%Si; 0,5%Mn; 0,03%P; 0,03%S; 0,75%Cr; 4,5%W [Dalam hal ini
6,06%<8%]
b.
Baja paduan tinggi
Bilajumlah unsur tambahan selain karban lebih dari atau
sama dengan 8% (atau 4% menurut Smith dan Hashemi), misalnya : baja HSS (High
Speed Steel) atau SKH 53 (JIS) atau M3-1 (AISI) mempunyai kandungan unsur :
1,25%C; 4,5%Cr; 6,2%Mo; 6,7%W; 3,3%V.
Sumber
lain menyebutkan:
·
Lowalloy steel (baja paduan rendah), jika
elemen paduannya ≤ 2,5 %
·
Medium alloy steel (baja paduan sedang), jika
elemen paduannya 2,5 – 10% C.
·
High alloy steel (baja paduan tinggi), jika
elemen paduannya > 10 %
2. Berdasarkan jumlah komponennya:
·
Bajatiga komponen terdiri satu unsur pemadu
dalam penambahan Fe dan C.
·
Baja empat komponen atau lebih terdiri dua
unsur atau lebih pemadu dalam penambahan Fe dan C. Sebagai contoh baja paduan
yang terdiri: 0,35% C, 1% Cr,3% Ni dan 1% Mo.
3. Berdasarkan strukturnya:
- Baja pearlit (sorbit dan troostit)
Unsur-unsur
paduan relatif kecil maximum 5% Baja ini mampu dimesin, sifat mekaniknya
meningkat oleh heat treatment (hardening &tempering)
- Baja martensit
Unsur pemadunya lebih dari
5 %, sangat keras dan sukar dimesin.
- Baja austenit
Terdiri dari 10 – 30% unsur pemadu tertentu (Ni, Mn atau
CO) Misalnya : Baja tahan karat (Stainless steel), nonmagnetic dan baja tahan
panas (heat resistant steel).
- Baja ferrit
Terdiri
dari sejumlah besar unsur pemadu (Cr, W atau Si) tetapi karbonnya rendah.Tidak
dapat dikeraskan.
- Karbid atau ledeburit
Terdiri sejumlah karbon dan
unsur-unsur pembentuk karbid (Cr, W, Mn, Ti, Zr).
4.
Berdasarkan penggunaan dan sifat-sifatnya
- Baja konstruksi (structural steel)
Dibedakan
lagi menjadi tiga golongan tergantung persentase unsur pemadunya, yaitu baja
paduan rendah (maksimum 2 %), baja paduan menengah (2- 5 %), baja paduan tinggi
(lebih
dari 5 %).Sesudah di-heat treatment baja jenis ini sifat-sifat
mekaniknya lebih baik dari pada baja karbon biasa.
- Baja perkakas (tool steel)
Dipakai
untuk alat-alat potong, komposisinya tergantung bahan dan tebal benda yang
dipotong/disayat,kecepatan potong, suhu kerja. Baja paduan jenis ini dibedakan
lagi menjadi dua golongan, yaitu baja perkakas paduan rendah (kekerasannya tak
berubah hingga pada suhu 250 °C) dan baja perkakas paduan tinggi (kekerasannya
tak berubah hingga pada suhu 600°C). Biasanya terdiri dari 0,8% C, 18% W, 4%
Cr, dan 1% V, atau terdiri dari 0,9% C, 9 W, 4% Cr dan 2-2,5% V.
- Baja dengan sifat fisik khusus
Dibedakan
lagi menjadi tiga golongan, yaitu baja tahan karat (mengandung 0,1-0,45% C dan
12-14% Cr), baja tahan panas (yang mengandung 12-14% Cr tahan hingga suhu
750-800oC, sementara yang mengandung 15-17% Cr tahan hingga suhu 850-1000oC),
dan baja tahan pakai pada suhu tinggi (ada yang terdiri dari 23-27% Cr, 18-21%
Ni, 2-3% Si, ada yang terdiri dari 13- 15% Cr, 13-15% Ni, yang lainnya terdiri
dari 2-2,7% W, 0,25-0,4% Mo, 0,4- 0,5% C).
- Baja paduan istimewa
Baja
paduan istimewa lainnya terdiri 35-44% Ni dan 0,35% C,memiliki koefisien muai
yang rendah yaitu :
·Invar
: memiliki koefisien muai sama dengan nol pada suhu 0 – 100 °C,digunakan untuk
alat ukur presisi.
·Platinite : memiliki koefisien muai
sepertiglass, sebagai pengganti platina.
·Elinvar
: memiliki modulus elastisitet tak berubah pada suhu 50°C sampai 100°C. Digunakan untuk pegas arloji dan berbagai alat ukur fisika.
- Baja Paduan dengan Sifat Khusus
ØBaja Tahan Karat (Stainless Steel)
Sifatnya
antara lain:
–
Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan goresan/gesekan
–
Tahan temperature rendah maupun tinggi
–
Memiliki kekuatan besar dengan massa yang kecil
–
Keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya tahan aus
–
Tahan terhadap oksidasi
–
Kuat dan dapat ditempa
–
Mudah dibersihkan
–
Mengkilat dan tampak menarik
ØHigh Strength Low Alloy Steel (HSLA)
Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile
strength yang tinggi, anti bocor, tahan terhadap abrasi, mudah dibentuk, tahan
terhadap korosi, ulet, sifat mampu mesin yang baik dan sifat mampu las yang
tinggi (weldability). Untuk mendapatkan sifat-sifat di atas maka baja ini
diproses secara khusus dengan menambahkan unsur-unsur seperti: tembaga (Cu),
nikel (Ni), Chromium (Cr), Molybdenum (Mo), Vanadium (Va) dan Columbium.
ØBaja Perkakas (Tool Steel)
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh baja
perkakas adalah tahan pakai, tajam atau mudah diasah, tahan panas, kuat dan
ulet. Kelompok dari tool steel berdasarkan unsur paduan dan proses pengerjaan
panas yang diberikan antara lain:
–
Later hardening atau carbon tool steel (ditandai dengan tipe W oleh AISI), Shock
resisting (Tipe S), memiliki sifat
kuat dan ulet dan tahan terhadap beban kejut dan repeat loading. Banyak dipakai
untuk pahat, palu dan pisau.
– Cool work tool steel, diperoleh dengan proses hardening
dengan pendinginan yang berbeda-beda. Tipe O dijelaskan dengan mendinginkan
pada minyak sedangkan tipe A dan D didinginkan di udara.
– Hot Work Steel (tipe H), mula-mula dipanaskan hingga
(300 – 500) ºC dan didinginkan perlahan-lahan, karena baja ini banyak
mengandung tungsten dan molybdenum sehingga sifatnya keras.
– High speed steel (tipe T dan M), merupakan hasil paduan
baja dengan tungsten dan molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan sifatnya yang
tidak mudah tumpul dan tahan panas tetapi tidak tahan kejut.
– Campuran carbon-tungsten (tipe F), sifatnya adalah
keras tapi tidak tahan aus dan tidakcocok untuk beban dinamis serta untuk
pemakaian pada temperatur tinggi.
5. Klasifikasi lain antara lain :
- o Menurut penggunaannya:
•Baja konstruksi (structural steel),
mengandung karbon kurang dari 0,7 % C.
•Baja perkakas (tool steel), mengandung karbon
lebih dari 0,7 % C.
o Baja
dengan sifat fisik dan kimia khusus:
•Baja
tahan garam (acid-resisting steel)
•Baja tahan panas (heat resistant steel)
•Baja tanpa sisik (non scaling steel)
•Electrics steel
•Magnetics steel
•Non magnetic steel
•Baja tahan pakai (wear resisting steel)
•Baja tahan karat/korosi
•Baja tahan panas (heat resistant steel)
•Baja tanpa sisik (non scaling steel)
•Electrics steel
•Magnetics steel
•Non magnetic steel
•Baja tahan pakai (wear resisting steel)
•Baja tahan karat/korosi
- o Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi kimia maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:
•Baja karbon konstruksi (carbon structural
steel)
•Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
•Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
•Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
•Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)
•Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
•Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
•Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
•Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)
- o Selain itu baja juga diklasifisikan menurut kualitas:
•Baja
kualitas biasa
•Baja kualitas baik
•Baja kualitas tinggi
•Baja kualitas baik
•Baja kualitas tinggi
KODIFIKASI (PENAMAAN) BAJA PADUAN
Baja memilki standar dan
pengkodean yang bermacam-maca dari Amerika hingga Jepang pun mengkodekan jenis
baja. Jenis-jenis Kode tersebut adalah AISI(American Iron Steel Institute),
SAE(Society for Automotive Engineering), UNS (Unified Numbering System),
ASTM(American Standard for Testing and Material), JIS (Japanese Industrial
Standard), DIN (Deutsches Institut fur Normung), ASME(American Society of
Mechanical Engineers), CEN(Committee European de Normalization),
ISO(International Standardization Organization), dan Association francaise de
normalization (AFNOR).
Standarisasi untuk
pengkodean SAE memiliki cara penulisan sebagai
berikut:Untuk dua angka pertama dalam sebutan
ini menandakan paduan utama (s) dari baja. Dua angka berikutnya dalam
penunjukan menandakan jumlah karbon dalam baja. Masing-masing unsur logam
lainnya memilki angka kode yang mengisi digit pertama, yaitu:
Baja
Karbon:
•
Digit pertama adalah "1" seperti dalam 10xx, 11xx, dan 12xx
• Digit kedua menjelaskan
proses: "1" adalah resulfurized dan "2" adalah resulfurized
dan rephosphorized.
Baja
Mangan:
• Digit pertama adalah "1" seperti dalam 13xx
dan, memang, baja karbon.Namun, karena mangan adalah normal produk baja karbon
membuatAISI / SAE telah memutuskan untuk tidak mengklasifikasikan sebagaibaja
paduan.
• Digit kedua selalu
"3"
Baja
Molybdenum:
• Digit pertama adalah
"4" seperti dalam 40xx dan 44xx.
• Angka kedua menunjuk
persentase molibdenum dalam baja.
Baja
Kromium:
• Digit pertama adalah
"5" seperti dalam 51xx dan 52xx
• Angka kedua menunjuk
persentase kromium dalam baja.
Baja
paduan lebih satu unsur:
• Baja ini mengandung tiga
paduan
• Digit pertama dapat
"4", "8", atau "9" tergantung pada paduan dominan
• Angka kedua menunjuk
persentase reaming dua paduan.
Contoh data
pengkodean baja paduan sebagai berikut :
Kode
SAE
SAE designation
|
Composition
|
13xx
|
Mn 1.75%
|
40xx
|
Mo 0.20% or 0.25% or 0.25% Mo & 0.042%
S
|
Cr 0.50% or 0.80% or 0.95%, Mo 0.12% or
0.20% or 0.25% or 0.30%
|
|
43xx
|
Ni 1.82%, Cr 0.50% to 0.80%, Mo 0.25%
|
44xx
|
Mo 0.40% or 0.52%
|
46xx
|
Ni 0.85% or 1.82%, Mo 0.20% or 0.25%
|
47xx
|
Ni 1.05%, Cr 0.45%, Mo 0.20% or 0.35%
|
48xx
|
Ni 3.50%, Mo 0.25%
|
50xx
|
Cr 0.27% or 0.40% or 0.50% or 0.65%
|
50xxx
|
Cr 0.50%, C 1.00% min
|
50Bxx
|
Cr 0.28% or 0.50%
|
51xx
|
Cr 0.80% or 0.87% or 0.92% or 1.00% or
1.05%
|
51xxx
|
Cr 1.02%, C 1.00% min
|
51Bxx
|
Cr 0.80%
|
52xxx
|
Cr 1.45%, C 1.00% min
|
61xx
|
Cr 0.60% or 0.80% or 0.95%, V 0.10% or
0.15% min
|
86xx
|
Ni 0.55%, Cr 0.50%, Mo 0.20%
|
87xx
|
Ni 0.55%, Cr 0.50%, Mo 0.25%
|
88xx
|
Ni 0.55%, Cr 0.50%, Mo 0.35%
|
92xx
|
Si 1.40% or 2.00%, Mn 0.65% or 0.82% or
0.85%, Cr 0.00% or 0.65%
|
KANDUNGAN ATOM ATAU UNSUR
KIMIA
Unsur paduan ditambahkan
untuk mencapai sifat tertentu dalam materi. Sebagai pedoman, unsur paduan
ditambahkan dalam persentase lebih rendah (kurang dari 5%) untuk meningkatkan
kekuatan atau kekerasan, atau dalam persentase yang lebih besar (lebih dari 5%)
untuk mencapai sifat-sifat khusus, seperti ketahanan korosi atau suhu ekstrim
stabilitas. Mangan(Mg), silicon(Si), atau aluminium(Al) ditambahkan selama
pembuatan baja proses untuk menghilangkan oksigen terlarut dari lelehan.
Mangan, silikon, nikel, dan
tembaga ditambahkan untuk meningkatkan kekuatan dengan membentuk larutan padat
di ferit.Kromium, vanadium, molibdenum, dan tungsten meningkatkan kekuatan
dengan membentuk fasekedua- karbida.Nikel dan tembaga meningkatkan ketahanan
korosi dalam jumlah kecil.Molibdenum membantu untuk melawan
embrittlement.Zirconium, cerium, dan kalsium meningkatkan ketangguhan dengan
mengendalikan bentuk inklusi.Mangan sulfida, timbal, bismut, selenium, dan
telurium-mesin meningkat.
Elemen paduan cenderung
yang baik untuk membentuk senyawa atau karbida.Nikel sangat larut dalam ferit,
sehingga membentuk senyawa, biasanya Ni3 Al. Aluminium larut dalam ferit dan
membentuk senyawa Al2 O3 dan AlN.Silikon juga sangat larut dan
biasanyamembentuk senyawa SiO2 • Mx Oy. Mangan kebanyakan larut dalam membentuk
senyawa ferit Mns, MnO • SiO2, tetapi
juga akan membentuk karbida dalam bentuk (Fe, Mn)3 C. Bentuk kromium partisi
antara fasa ferit dan karbida di baja, membentuk (Fe, Cr3) C, Cr7 C3, dan Cr23
C6. Jenis bentuk kromium karbida yang tergantung pada jumlah karbon dan
jenis-jenis elemen paduan hadir.Tungsten dan molibdenum membentuk karbida jika
ada karbon yang cukup dan tidak adanya unsur-unsur pembentuk karbida kuat
(yaitu titanium & niobium), mereka membentuk karbida Mo2 C dan W2 C,
masing-masing.Vanadium, titanium, dan niobium karbida unsur-unsur kuat yang
membentuk karbida V3 C3, TiC, dan NIC satu demi satu.
Unsur paduan juga memiliki
mempengaruhi pada suhu eutektoid baja.Mangan dan nikel eutektoid menurunkan
suhu dan dikenal sebagaiunsur menstabilkan austenit.Cukup dengan elemen-elemen
ini pada struktur austenitik dapat diperoleh pada suhu kamar.Elemen pembentukan
karbida eutektoid menaikkan suhu; elemen ini dikenal sebagai unsur menstabilkan
ferit.
SIFAT-SIFAT MEKANIS BAHAN
A.Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan suatu bahan untuk menahan perubahan bentuk di bawah tekanan. Penambahan logam (Ni, Cr, Molibdenum) dengan komposisi sesuai akan menambah kekuatan baja, sebab Ni dan Cr yang ditambahkan akan masuk ke susunan atom dan menggantikan berapa atom C. Penambahan tersebut dapat meningkatkan kekuatan sampai lima kali lipat.
B.Elasisitas
E.Keuletan
F.Tahan aus
Elastisitas
adalah kemampuan suatu bahan unuk kembali ke bentuk semula setelah pembebanan
ditiadakan atau dilepas.Modulus elastisitas merupakan indikator dari sifat
elastis. Adanya penambahan logam pada baja akan meningkatkan
kemampuanelastisitasnya dengan nilai modulus elastisitas yang lebih besar dari
sebelumnya. Berikut beberapa logam dan nilai modulus elastisitasnya jika
ditambahkan pada baja.
C. Batas mulur (Plastisitas)
Plastisitas
adalah kemampuan suatu bahan untukberubah bentuk secara permanen setelah diberi
beban. Logam yang ditambahkan berupa nikel, vanadium, titanium, tungsten,
chrome dsb akan meningkatkan nilai batas mulur. Hal tersebut disebabkan dengan
penambahan logam yang memiliki batas mulur tinggi akan menghasilkan baja paduan
yang batas mulurnya tinggi pula.
D.Kekuatan Tarik
Kekuatan
tarik adalah kemampuan suatu material untuk menahan tarikan dua gaya yang
saling berlawanan arah dan segaris. Logam Ni dan Cr merupakan bahan yang biasa
ditambahankan untuk meningkatkan kemampuan menahan tariakan, selain sebagai
penambah kekutan tekan.
E.Keuletan
Keuletan
adalah kemampuan suatu material untuk diregang atau ditekuk secara permanent
tanpa mengakibatkan pecah atau patah. Baja dengan kandungan karbon rendah
memiliki keuletan yang tinggi, sehingga dengan paduan logam lain kadar
karbonnya akan turun. Selain itu, kandungan fosfor pada baja paduan yang rendah
akan meningkatkan keuletannya.
F.Tahan aus
Tahan
aus merupakan.Paduan logam yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan tahan
aus diantaranya nikel, chrom, dan vanadium.
1.1
Gambar
Kurva Tegangan dan Regangan (baja paduan AISI 4.140)
Efek
utama elemen paduan utama untuk baja
|
||
Elemen
|
Persentase
|
Fungsi
utama
|
0.1–0.4
|
Tahan
Korosi
|
|
0.2–5
|
Stabil
karbida; menghambat pertumbuhan butir
|
|
2–5
|
Toughener
|
|
12–20
|
Tahan
terhadap Korosi
|
|
0.2–0.7
|
Meningkatkan
kekuatan
|
|
2
|
Spring
Baja
|
|
Persentase
tinggi
|
Memperbaiki
sifat-sifat magnetik
|
|
-
|
Perbaikan
karbon dalam partikel inert; mengurangi kekerasan di krom martensit baja
|
|
-
|
Kekerasan
pada temperatur tinggi
|
|
0.15
|
Menstabil
karbida; meningkatkan kekuatan sementara tetap mempertahankan keuletan;
|
KEGUNAAN
Penggunaan
baja paduan banyak sekali pada bidang teknik pertanian atau teknik mesin karena
baja paduan memiliki kelebihan yang berbeda sesuai dengan campuran jenis logam
yang digunakan.
Penggunaan baja paduan pada
bidang teknika adalah mesin penghancur plastik. Pada mesin ini penggunaan baja
paduan berada pada bagian pisau yang membuat pisau tersebut mudah di asah dan
mudah diganti jika sudah aus, katup coran, kawat yang terbuat dari baja karbon,
rangka mesin perontok padi, gear pada mesin milling, alat tap, pipa, dan masih
banyak lagi alat atau mesin yang menggunakan baja karbon.
MASALAH
DAN SOLUSINYA
Masalah :
1.
Baja
paduan memiliki banyak keunggulan dari sifat-sifat mekanis yang dimilikinya,
akan tetapi baja paduan juga memiliki kekurangan dalam hal mudah terkena karat.
2.
Baja
paduan yang digunakan dalam pembuatan konstruksi bangunan biasanya tidak tahan
terhadap panas api, sehingga jika terjadi kebakaran dikhawatirkan bangunan akan
roboh dan hal itu tidak sesuai standart keamanan.
Solusi :
1.
Untuk
menghindari karat pada baja, disarankan menggunakan pelapis anti karat atau
melakukan pelumasan secara berkala pada benda-benda bergerak yang terbuat dari
baja paduan.
2.
Dalam
penggunaannya sebagai konstruksi bangunan, diharapkan terlebih dahulu
menyelimuti atau membungkus baja paduan dengan bahan yang tahan panas api untuk
mengurangi resiko ambruknya suatu bangunan ketika terjadi kebakaran.
Keuntungan baja adalah mudah terdapat dialam dalam cadangan yang sangat besar
BalasHapus