1.1.
Continuously Variable Transmission
Continuously
Variable Transmission (CVT) adalah sistem transmisi yang menggunakan
dua buah pulley seperti pulley “V”, yaitu: pulley penggerak (driver pulley)
dan pulley yang digerakkan (driven pulley). Pada kedua pulley terdapat
satu sisi yang permanen atau tidak dapat bergerak, sedangkan untuk sisi yang
lain dari pulley dapat bergerak secara aksial. Dengan bergeraknya pulley secara
aksial akan diperoleh perubahan rasio yang tidak terputus atau secara kontinyu.
Untuk memperoleh kecepatan rendah (low drive), didapatkan dengan
memperkecil diameter pulley penggerak dan memperbesar diameter pulley yang
digerakkan. Sedangkan untuk memperoleh kecepatan tinggi (over drive),
diperoleh dengan memperbesar diameter pulley penggerak dan memperkecil diameter
pulley yang digerakkan.
Gambar 1. Mekanisme kontruksi umum CVT
Dalam penggunaanya sistem CVT ini
lebih unggul daripada Transmisi Manual karena tidak perlu untuk mengganti gigi
dalam penggunaannya sehingga pada saat bergerak dan berhenti jauh lebih halus.
Halus dalam pergerakkan karena pada sistem ini tidak terjadi kehilangan gaya
saat pemindahan gigi, dan mempunyai akselerasi sangat cepat. Akan tetapi
transmisi otomatis memiliki keterlambatan saat perpindahan kecepatan, walaupun
tidak kehilangan gaya dorong bagi kendaraan.
1.1.1
Komponen-komponen CVT
Komponen CVT
merupakan rangkaian system transmisi yang bekerja saling berkaitan, terdapat
dua bagian utama komponen CVT, yaitu primary sheave dan secondary sheave.
1.1.1.1 Primary
sheave
Disebut juga
pulley primer, yaitu komponen CVT yang menyatu dengan crankshaft. Primary
sheave bekerja akibat adanya putaran dari mesin melalui crankshaft. Ketika
putaran mesin meningkat, weight (pemberat) akan tertekan keatas oleh silinder
yang terletak pada pada cam. Akibatnya gaya sentrifugal, pemberat akan menekan
sliding sheave, sehinggacelah kedua pulley menyempit. Hal ini mengakibatkan
perubahan diameter timing belt. Primary sheave tersusun dari beberapa komponen berikut:
1.
Fixed
Sheave
Fixed sheave adalah bagian dari
primary sheave yang tidak bergerak, berfungsi sebagai penahan timing belt.Fixed
sheave terbentuk piringan yang bentuk sisinya menyerupai kipas tujuannya adalah
untuk membantu proses pendinginan pada ruangan CVT.
Gambar 2.
Fixed Sheave
2.
Sliding
Sheave
Sliding sheave adalah bagian yang bergerak
kekiri dan kekanan yang berfungsi mendorong timing belt. Sliding sheave bekerja
dengan menyesuaikan kecepatan mesin. Semakin tinggi putaran mesin, sliding sheave
akan menekan timing belt kea rah diameter pulley yang lebih besar.
Gambar 3. Sliding Sheave
3.
Slider
Slider adalah komponen yang menggerakkan
weight (pemberat) untuk mendorong sliding sheave. Pada putaran yang tinggi,
slider akan mendorong weight kebagian atas sliding sheave, sehingga sliding
sheave bergerak menekan timing belt.
Gambar 4.
Slider
4.
Cam
Cam adalah piringan tempat dudukan
slider, seperti halnya fixed sheave. Cam juga terletak pada coolar yang terkopel
dengan poros engkol.
Gambar 5. Cam
5.
Coolar
Coolar adalh poros yang menghubungkan
crankshaft dengan fixedsheave dan cam.
Gambar 6. Coolar
6.
Weight
Disebut juda drum (pemberat) atau roller
yang berfungsi sebagai pendorong sliding sheave. Weight bekerja akibat adanya
putaran yang tinggi dan adanya gaya sentrifugal , sehingga slider mendorong
weight dan menekan sliding sheave. Roller adalah bagian paling umum dalam
tuning skuter matic. Secara umum roller berpengaruh terhadap akselerasi.Roller
pada skuter matic berjumlah 6 buah dan terletak didalam pulley atau sering
disebut rumah roller.
Gambar 7.
Roller
2.1.1.2
Secondary Sheave
Disebut juga
pulley sekunder, bekerja dengan meneruskan putaran mesin dari primary sheave
yang dihubungkan oleh timing belt ke bagian gigi reduksi (roda belakang). Pada
situasi normal, pegas yang melekat pada porosakan meneekan sliding sheave,
sehingga diameter belt membesar. Namun, pada saat putaran tinggi, timing belt
menekan sliding sheaveyang ditahan oleh pegas, sehingga diameter belt mengecil.
Berikut ini komponen yang menyusun secondary sheave, yaitu sebagai berikut:
1.
Clutch
Housing
Clutch
Housing disebut juga rumah kopling, berfungsi meneruskan putaran ke primary
drive gear shaft (poros roda belakang)
Gambar 8. Clutch Housing
2.
Clutch
Carrier
Clutch
carrier disebut juga sepatu kopling yang berfungsi meneruskan dan memutuskan
putaran ke primary drive gear shaft (poros roda belakang), sesuai dengan tinggi
rendahnya putaran. Putaran yang tinggi akan menyebabkan sepatu kopling
terlempar dan menempel pada rumah kopling (gaya sentrifugal).
Gambar 9. Clutch Carrier
3.
Sliding
Sheave
Sama
seperti primary sheave, sliding sheave pada secondary sheave berbentuk
piringan, yang bergerak atau bergeser menekan timing belt.
Gambar 10. Sliding sheave
4.
Fixed
Sheave
Fixed
sheave adalah piringan yang berfungsi menahan belt.
Gambar 11. Fixed Sheave
5.
Spring
Merupakan
pegas yang berfungsi mendorong sliding sheave.
Gambar 12. Spring
6.
Torque
Cam
Torque
cam adalah sejenis pasak yang berfungsi menambah torsi (gaya putar). Torque cam
bekerja secara otomatis dengan menekan sliding sheave saat gaya putar
diperlukan, misalnya saat kondisi jalan mendaki/beban berat atau penambahan
percepatan/akselerasi.
Gambar 13. Torque Cam
1.2. Roda Gigi
Roda Gigi atau sering disebut gear merupakan elemen mesin yang dapat mentransmisikan daya yang lebih besar, putaran yang lebih tinggi dan tepat bila dibandingkan dengan Belt atau Rantai. Dalam proses pembuatannya, pemasangannya dan perawatannya memelukan ketelitian yang lebih tinggi. Sebagai contoh sistem transmisi Roda Gigi dalam engine di bawah ini.
Gambar 14. Sistem
transmisi Roda Gigi dalam engine
Roda Gigi dapat diklasifikasikan menurut : letak poros,
arah putaran dan bentuk jalur gigi. Berdasarkan letak porosnya, Roda Gigi
mempunyai poros sejajar, poros berpotongan dan poros bersilangan. Berdasarkan
bentuk alur giginya, Roda Gigi dikelompokan menjadi : Roda Gigi lurus, Roda
Gigi miring, Roda Gigi kerucut, Roda Gigi cacing, dan sebagainya. Secara lengkap dapat terlihat pada Tabel 2.1 Klasisikasi
Roda Gigi ( lampiran 1 ).
Roda Gigi dengan
poros sejajar adalah Roda Gigi yang giginya berjajar pada dua bidang silinder.
Kedua bidang tersebut bersinggungan, keduanya menggelinding dengan sumbu tetap
sejajar. Roga gigi lurus (a) merupakan Roda Gigi yang paling sederhana dengan
jalur gigi yang sejajar poros.
Roda Gigi miring
(b) mempunyai jalur gigi yang berbentuk ulir pada silinder jarak bagi. Pada
Roda Gigi miring ini jumlah pasangan gigi yang saling kontak serentak lebih
besar bila dibandingkan dengan Roda Gigi lurus, sehingga pemindahan daya dan
putaran dapat berlangsung lebih halus. Sifat ini sangat baik untuk
mentransmisikan daya besar dengan kecepatan tinggi. Namun Roda Gigi miring memerlukan
bantalan aksial karena jalur gigi yang berbentuk miring tersebut menimbulkan
gaya yang sejajar poros.
Roda Gigi miring
ganda (c) mempunyai alur berbentuk V, menghasilkan gaya aksial yang saling
meniadakan. Roda Gigi ini mempunyai : perbandingan reduksi, kecepatan keliling
dan daya yang lebih besar.
Roda Gigi-dalam (internal gear) (d)
dipakai jika diperlukan alat trasmisi dengan ukuran kecil dengan perbandingan
reduksi besar. Batang gigi (e) dipeRoda Gigiunakan untuk merubah putar menjadi
lurus atau sebaliknya.
Gambar 15. Macam-macam Roda Gigi
Roda Gigi
kerucut lurus (f) mempunyai bentuk alur gigi yang lurus, sering dipergunakan
dan cukup mudah pembuatannya. Roda Gigi ini cukup berisik karena mempunyai
bidang kontak yang kecil. Konstruksinya tidak memungkinkan pemasangan bantalan
pada kedua ujung porosnya. Roda Gigi kerucut spiral (g) mempunyai bidang kontak
yang lebih besar, dapat meneruskan putaran dan beban yang lebih besar. Sudut
poros kedua Roda Gigi ini biasanya 90o. Poros yang bersilangan dapat
menggunakan Roda Gigi miring silang (i), Roda Gigi cacing ( j dan k), Roda Gigi
hipoid (i), dan lain-lain. Roda Gigi cacing meneruskan putaran dengan
perbandingan reduksi yang besar. Roda Gigi cacing yang umum dipakai adalah Roda
Gigi cacing silindris (j) mempunyai cacing berbentuk silinder. Tetapi untuk
beban yang besar sebaiknya memakai cacing globoid atau cacing selubung ganda
(k). Roda Gigi hipoid mempunyai jalur gigi berbentuk spiral pada bidang kerucut
yang sumbunya bersilang, pemindahan daya pada permukaan gigi berlangsung secara
meluncur dan menggelinding, Roda Gigi ini dipakai pada Roda Gigi deferensial
otomotif.
1.2.1.
Roda Gigi Lurus (Straight Spur Gear )
Roda Gigi lurus dipakai untuk mentransmisikan daya dan
putaran pada dua poros yang paralel. Ukuran yang kecil disebut pinion
sedang ukuran yang besar disebut gear. Dalam banyak pemakaian
pinion merupakan penggerak, sedangkan gear merupakan Roda Gigi yang digerakkan.
Pasangan Roda Gigi yang giginya terletak dibagian luar roda (rim) disebut External
Gear, sedangkan pasangan Roda Gigi yang salah satunya mempunyai gigi yang
berada di dalam roda disebut Internal Gear.
Gambar16.
Pasangan Roda Gigi lurus (Pinion dan Gear)
Ganbar 18. Bentuk alur Roda Gigi lurus (spur gear)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar