Ulir penggerak digunakan untuk meneruskan
gerakan secara halus dan merata, disamping itu juga untuk menghasilkan gerakan
linier yang berasal dari gerakan rotasi ( memutar ). Kinematika ulir penggerak
sama dengan baut dan mur, bedanya terletak pada bentuk geometrisnya. Ulir
penggerak mempunyai geometris yang aplikasinya menghasilkan gerakan oleh karena
itu termasuk alat penggerak (motion devices), sedangkan mur-baut
mempunyai geometris yang aplikasinya sebagai pengikat dua bagian benda (as
fastening devices).
Gambar 1 Batang ulir penggerak
Gambar 2 Mesin
pres manual
Gambar 3 Batang dan mur ulir penggerak
Gambar 4 Screw pump
Gambar 5 Ulir penggerak pada mesin bubut
Gambar 6 Ulir penggerak pada mesin
milling
Secara umum ulir penggerak mempunyai
efisiensi antara 30 s/d 75 %, tergantung pada sudut helix dan koefisien gesek
antara ulir pada batang dengan ulir pada mur. Bila diinginkan efisiensinya naik
sampai 90%, maka digunakan sistem ulir “ ball screw “ , system ini biasa
dipakai untuk mekanisme steer mobil (the
steering mechanism of auto mobile).
Gambar 7 Ball Screw
Gambar 8 Skema ball screw
1. Beberapa Tipe Aplikasi Ulir Penggerak
1.
Dongkrak
untuk mobil ( automobile jack ).
2.
Ulir
penggerak pada mesin bubut ( lead sdrew for lathe)
3. Ulir penggerak pada mesin Pres (srew
type presser)
4.
Penggunaan
pada alat pemegang ( c-clamps)
5.
Katup
uap ( valve steam)
6. Tempat tidur di rumah sakit (
hospital bed ) ,
7. Pompa ulir (srew pump) dll.
2. Bentuk Ulir Penggerak dan
Standarisasi
Bentuk-bentuk yang
dipakai untuk ulir penggerak adalah :
1. Acme Screw Threads
2. Stub Acme Threads
3. 6o deg. Stub Acme Screw Threads
4. Modified Square Threads
5. Buttress Threads
Spesifikasi untuk
ulir-ulir tersebut distandardkan oleh
ANSI Standard tahun 1972, seperti : Acme Threads-ANSI Standard B 1,5 ; Stub
Acme Threads-ANSI Standard B 1,8 ; Buttress Threads -ANSI Standard B 1,9.
2.1. Acme Standard
Tipe ini adalah tipe yang pertama kali dari ulir penggerak,
yang dibuat dengan mesin perkakas, tipe ini dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu :
1. Untuk penggunaan secara umum (general purpose)
2. Untuk ulir yang memusat (sentralising threads),
tipe ini mempunyai
toleransi tertentu
antara diameter mayor ulir pada batang dengan ulir
pada mur-nya.
2.2. Stub Standard
Tipe ini mempunyai ulir yang kasar
dan dangkal dan membutuhkan heat treating. Tipe ini hanya mempunyai satu kelas
2G untuk penggunaan umum.
2.3.The 60-deg Stub Acme Threads
2.4. SquareThreads and
Modifed Threads
Square Threads juga dikenal sebagai “The
Sellers Threads. Dilihat dari bentuk ulirnya maka ulir ini lebih
efisien dari ulir lainnya, tetapi punya kelemahan dalam hal keuntungan mekanis.
Oleh karena itu diadakan modifikasi menjadi tipe Modified SquareThreads.
Modifikasi ini dapat memperbaiki kelemahan mekanis.
2.5. Buttress Threads
Tipe ini termasuk ulir penggerak yang hanya mampu menahan
beban satu arah saja, lebih kuat dari tipe-tipe lainnya,
3. Beberapa Definisi
Sebelum memasuki pembahasan lebih
lanjut, perlu diketahui beberapa istilah atau definisi yang ada pada ulir
penggerak.
1.
Pitch ( p ) :
Jarak aksial antara satu elemen ulir
dengan elemen ulir berikutnya.
2.
Lead ( L ) :
Jarak aksial antara satu elemen ulir
dengan elemen ulir berikutnya setelah elemen
ulir tersebut berputar 360o
atau satu putaran.
Bila ulirnya tunggal, maka lead sama
dengan pitch
Bila ulirnya ganda, maka lead sama
dengan 2 pitch, dan seterusnya.
Secara umum dapat dirumuskan sebagai
berikut :
L =
n. p
( n = jenis ulir : tunggal, ganda, tripel
dsb.)
3.
Helix angle ( sudut helikal , a ) :
4. Analisa Tegangan pada Ulir Penggerak
Bila ingin mengetahui kekuatan ulir penggerak
maka perlu diadakan analisa terlebih dahulu terhadap macam-macam tegangan yang
timbul pada ulir penggerak. Tegangan utama yang terjadi pada ulir penggerak
adalah :
- Tegangan Bearing 4. Tegangan Tarik
- Tegangan Bending 5. Tegangan Kombinasi
- Tegangan Geser 6. Tegangan Tekuk (buckling stress)
5. Torsi untuk Ulir Penggerak
Berikut ini adalah contoh ulir
penggerak untuk dongkrak (screw jack). Plat form bagian atas penyangga beban
sebesar W. Plat form ini dibagian pinggirnya terdapat roller yang menghubungkan
dengan dinding sampingnya. Karena menahan beban, plat form dan batang ulirnya
tidak dapat berotasi pada sumbunya, tetapi dapat bergeser naik dan turun tanpa
gesekan karena ada roller
Untuk menaikkan dan menurunkan plat
form dan batang ulir penggerak dilaksanakan dengan memutar mur / nut yang
bergeser di atas “ collar thrust “ (penyangga), disamping itu antar ulir batang
dan nut juga terjadi gesekan.
Bila gaya yang dipergunakan untuk
memutar nut adalah f yang bekerja pada “ mean dismeter ‘ ( rm )
untuk melawan beban W tersebut, maka besarnya torsi yang diperlukan adalah :
Dimana : F = Ff Cos α
+ Fn Cos θn Sin α
Jadi
TR = rm (Ff Cos α + Fn Cos θn
Sin α)
Dimana : Ff = fs . Fn
TR = rm (fs.Fn.Cos α + Fn Cos θn Sin α)
Torsi tersebut adalah torsi yang
dibutuhkan untuk memutar mur melawan gesekan antar ulirnya sendiri, sedangkan pada mur juga
terjadi gesekan dengan “ collar thrust”. Bila koefisien gesekan adalah fc,
jari-jari rata-rata collar adalah rmc,
maka gaya gesek pada mur dan collar yang ditimbulkan oleh beban W adalah fc.W ,
sehingga torsi yang yang dibutuhkan untuk melawan ini adalah : rmc. fc.
W
Sehingga total torsi yang diperlukan
adalah :
TR = rm (fs. Fn
Cos α + Fn Cos θn Sin α ) + rmc.fc.w
Dimana : TR = torsi yang diperlukan
untuk menaikkan ulir, lbf.in
W = beban (lbf)
rm = dm/2 dan rmc
= dmc/2
dm = diameter rata-rata
ulir
fs = koefisien gesek ulir, dan fc
koefisien gesek antara collar dan support
tan θn = BC/OB dan
BC=AE=OA tan θ = OB.Cos α. tan θ
tan θn = Cosα. tan θ
Dalam apalikasi, α relative kecil
sehingga Cos α ≈ 1 , dan tan θn
= tan θ, dengan demukian maka dapat dianggap θn = θ
Bila dalam aplikasi, dimana pada
collar dipergunakan : ball atau roller thrust bearing, maka koefisien gesek fc
dapat dianggap sama dengan nol, sehingga dmc. Fc w/2 menjadi nol, dengan
demikian suku dapat dihapus dari persamaan tersebut, sehingga torsi yang
dibutuhkan menjadi lebih kecil atau ringan. Besarnya koefisien gesek fs dan fc
dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 2. Koefisien gesek fs dan fc
Srecw Material
|
Steel
|
Brass
|
Bronze
|
Cast Iron
|
Steel (dry)
|
0,15 – 0,25
|
0,15 – 0,23
|
0,15 – 0,19
|
0,15 – 0,25
|
Steel (lubricated)
|
0,11 – 0,17
|
0,10 – 0,16
|
0,10 – 0,15
|
0,11 – 0,17
|
Bronze
|
0,08 – 0,12
|
0,04 – 0,60
|
0,06 – 0,09
|
Catatan :
- Pada saat start, koefisien gesek yang diambil 1,33 kali dari fs dan fc yang ada dalam table.
- Koefisien gesek yang rendah, disarankan diambil untuk operator yang kemampuanny (skill) tinggi dan angka yang beasar, untuk operator skill rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar